Warga Kampung WR

Jumat, 01 April 2011

10 FLASH TRUE STORY PILIHAN



Sungguh tak kami sangka antusiasme warga kampung begitu besar untuk mengikuti iven kecil-kecilan plus dadakan yang disponsori oleh Mbak Yully Riswati. FF True Story ini diadakan untuk segenap warga Kampung Writing Revolution.

Inilah 10 kisah pilihan yang menginspirasi:

Kisah Ayuu feat Ayuu

Juli 2006 adalah bulan paling pelik dalam hidupku. Ayahku tersayang terbaring lemah di ICCU Rumah sakit Mitra International karena hipertensi akut yang diikuti dengan penurunan kesadaran, di hari itu pun bertepatan dengan hari ulang tahunku....
Esok harinya aku harus datang ke acara wisuda SMA ku di Acacia Hotel, Matraman. Hari paling bahagia, kelulusan Sekolah Menengah Atas, dan hari ulang tahunku di hadiahi dengan terbaringnya Ayahku di RS.
Sementara itu aku sendiri memiliki masalah penyakit vertigo yang seringkali kambuh. Bundaku bimbang, apakah aku bisa hadir di wisudaku nanti dalam keadaan seperti ini. Segalanya aku serahkan pada Allah Yang Maha Kuasa.

Aku berdoa padaNYA agar di berikan kesehatan padaku, dan di berikan kesembuhan pada Ayahku, di berikan ketenangan batin pada Bunda dan kakakku, dengan penuh tekad dan keberanian akhirnya aku hadir di acara wisudaku dengan Bundaku tersayang.

Allah Maha Besar, dan Allah Maha Pemberi Kesabaran, satu minggu setelah wisuda Ayahku berpulang ke pangkuan Sang Khalik. Juli 2006, tiada bulan yang paling memilukan di banding engkau.



Kisah Riri Maretta

Hidup jauh dari keluarga harus pintar-pintar mengatur keuangan. Kadang-kadang ada uang lebih setiap bulannya, hasil dari freelance menjadi MC dan notulensi di berbagai acara.

Namun tak setiap saat panggilan kerja itu datang. Akhirnya aku mer...asakan juga bagaimana rasanya menjadi anak kos yang katanya hidup menderita di akhir bulan, apalagi jika ada pengeluaran tak terduga bisa ngutang sana sini.

Bencana pun datang, uang kiriman dari kampung untuk membayar biaya semester raip dicuri orang. Tak tega rasanya jika mengabarkan berita duka ini dan meminta uang lagi untuk penggantinya kepada orang tuaku.

Dengan uang hasil pinjaman dari kawan-kawanku, akhirnya aku bisa membayar biaya semester dan tentunya harus menyicil utang tersebut tiap bulannya. Oh, rasanya berat sekali, tak bisa melangkah dengan bebas dengan uang yang pas-pasan.

Tak kusangka ada namaku sebagai juara dua lomba fotografi di blog yang seharusnya kubuka sebulan yang lalu. Alhamdulillah, dengan hadiahnya berupa uang tunai akhirnya aku bisa melunasi utang-utangku dan menstabilkan kembali kondisi keuanganku.


Kisah Ria Rahmatika

‎30 Juni 2009, sore itu bapakku yang terkena kanker tiba-tiba terbatuk-batuk dan merasa sesak nafas. Mengetahui hal itu, ibukku segera membawa beliau ke rumah sakit. Di rumah sakit, bapak terlihat sehat kembali. Namun malamnya, kondisi beli...au semakin parah hingga jantung beliau tidak berdetak lagi pada pukul 22.00. Langit seakan mau runtuh bagiku, tapi aku percaya Allah selalu ada untukku. Esoknya dalam keadaan berduka, temanku memberitahukan suatu kabar gembira untukku aku diterima di sekolah favoritku, SMA 1 Ponorogo.

4 Juli 2009, 16 tahun tepat usiaku. Aku tak mendapat hadiah ataupun ucapan selamat sama sekali dari keluargaku. Namun sejatinya aku telah mendapat hadiah terindah dari YANG MAHA KUASA hari itu. Kematian bapakku yang semoga bisa mendewasakanku dan sekolah favoritku yang semoga bisa mencerdaskanku.



Kisah Fitri Cook-Bomer

Tahun 2008 dan 2009 adalah tahun yang berat buat aku. Setelah dinyatakan ada tumor di belakang saraf mata kiri aku, bulan Juli 2008 aku operasi untuk yang pertama kalinya. Waktu itu aku kira cuma sampai saat itu aja, tapi ternyata tidak. Di bulan Januari 2009, tumor di tempat yang sama sudah membesar lagi. Akhirnya di bulan Mei 2009 aku operasi lagi untuk yang kedua kalinya. Hanya selang beberapa bulan, tumor itu pun membesar lagi, dan akhirnya November 2009 aku operasi lagi. Rasanya sedih banget, padahal itu tahun pertama kuliah tapi aku terpaksa berhenti untuk pengobatan, karena aku akan melakukan penyinaran radioterapi dan akan ada tahap penyembuhannya selama beberapa bulan.

Hidup aku waktu itu terasa kayak gak ada arti, tapi berkat doa aku, orang tua, dan keluarga lainnya serta dokter-dokter yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk aku, akhirnya sampai saat ini keadaan aku sudah membaik dan tumor itu tidak pernah membesar lagi. Buktinya aku bisa ikut SMCO dan tetap berkarya, walaupun tetap aja kecewa karena kuliah terpaksa mengulang lagi. Tapi orang-orang sekitar aku bilang, pasti Allah punya maksud di balik semua ini, dan aku percaya dengan itu.


Kisah Sarni Al-boegisy

Masih teringat jelas dua tahun silam, hari jumat. Ketika aku menunggu pengumuman, apakah aku lulus sebagai siswa disekolah favorit ini. Aku mencari dari deretan ratusan nama, berharap namaku terselip diantara mereka yang lulus. Tapi, aku ha...rus menelan pahitnya kekecawaan, tak kutemukan namaku disana. Aku pulang dengan balutan hati yang teriris tapi tak sempat kutumpahkan segala risauku, tiba-tiba paman menghampiriku didepan pintu dan berkata bahwa aku harus balik kekampung karena Ibuku kecelakaan,Ibuku nyaris kehilangan nyawa sebab beliau melawan ketika lima lelaki masuk ke toko kami merampas dengan kejam perhiasan yang ibu pakai dan sebagian uang di dalam laci.

Mendengar ucapan paman, sontak seluruh tubuhku lemas keringat dingin, rasanya ingin terbang dan tiba disamping ibu merangkulnya, membasuh luka yang berlumur darah. Hari itu adalah hari yang tak pernah terlupakan, terpukul dan aku hanya bisa pasrah,aku telah kehilangan pendidikanku dan hampir saja Ibuku yang Pergi selamanya. Tapi aku bersyukur meski aku kehilangan kesempatan sebagai siswa disekolah favorit itu tapi aku masih bisa merangkul Ibu, melihat kembali senyumnya.


Kisah Ica Bdp

Ini bukan yang pertama kali, tetapi lebih parah dari yang pertama. Hatiku bertanya-tanya, ujiankah, cobaan atau hukuman untukku? Ya… Allah hanya mencabut nikmatnya sebentar saja. Setahun aku tak dapat berjalan seperti biasa. Semula dunia se...rasa akan runtuh, akan jadi apa aku tanpa satu kaki. Semua mata menatapku iba, mereka kasihan padaku. Sementara aku tak dapat lagi merasakan sakit, hanya senyum yang tersisa. Mencoba pasrah dengan keadaan dan berdamai dengan takdir. Tetapi Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untukku. Maka kini Allah memberikanku kesempatan tuk berjalan kembali walau tertatih, syukurku pada-Nya tak terhingga.


Kisah Repita Hadi

Usiaku 21 tahun waktu itu, saat Ujian Tengah Semester baru beberapa hari tiba-tiba aku jatuh sakit dan harus mendapat perawatan, selama 4 hari bermalam di rumah mahal dan bagus tapi tidak disukai orang yaitu rumah sakit. Dari hasil laborat ...dan pemeriksaan lain akhirnya terdeteksi ada batu bersarang di organ tubuhku sepertiga atas dekat ginjal. Apa lagi dokter yang pernah menanganiku bilang bahwa obat sifatnya hanya memperpanjang… jalan terbaiknya adalah operasi.

Tapi otak nekatku berkata, apasih yang tidak mungkin di dunia ini, toh dokter juga manusia. Berbagai macam obat aku coba, dari kumis kucing hingga yang paling mahal seharga jatah makanku di kost satu bulan saat itu. Dan yang membuatku galau aku tidak pernah berani mengatakan pada keluargaku, kutanggung sendiri segalanya sebatas yang kumampu. Hingga suatu hari selepas tahajud aku hanya bisa menangis dan berharap, memohon keajaiban. Pada waktunya tiba Rontgen ke dua untuk melihat hasil, subhanallah… sungguh di luar kemampuanku sebagai manusia. Alhamdulillah hasilnya negative hilang tak berbekas. Sungguh manusia hanya bisa berencana dan Allah jua yang menentukan. Mungkin ini ujian dari Allah agar aku lebih mendekatkan diri pada-Nya.


Kisah Evi Andriani

Kurasakan tubuh ini semakin dingin. Darah yang terus mengalir tanpa berhenti. Bintik-bintik merah mulai menyapa di sekujur tubuhku. Bintang-bintang mulai menari di atas kepalaku. Aku tak mampu lagi untuk berdiri, apatah lagi untuk memanggil... teman kos di sebelah kamarku. Hanya dzikir bersama tasbih kesayangan yang kulakukan. Aku ridho jika saat itu Dia memanggilku untuk menemui-Nya. Tanpa kusadari, temanku main ke kos dan membuka pintu kamarku. Tiba-tiba aku sudah berada di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok dalam penangangan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.


Kisah Kun Sila Ananda

Waktu itu hujan deras sepulang sekolah, dan ayah tidak bisa menjemput. Aku nekat pulang sendiri, berjalan hampir 2 KM melewati jalan-jalan kecil yang sepi, karena tidak cukup uang untuk naik angkutan.

Aku terus berdoa sepanjang perjalanan, ...semoga dilindungi dari orang jahat, dan semoga ada yang memberikan tumpangan. Ketika menyeberang aku terhuyung, pening terkena guyuran air hujan, sementara dari jauh tampak sebuah kendaran berjalan cepat ke arahku. Aku hanya diam, menutup mataku, pasrah.

"Ya Allah..." batinku menjerit.
Tiba-tiba seorang bapak tak kukenal menarik badan kecilku ke pinggir jalan, menyelamatkanku dari tabrakan. Dalam boncengannya mengantarku pulang, aku tidak berhenti menangis.

Ini mungkin hanya cerita masa kanak-kanak (ketika kelas 2 SD). Tapi sejak saat itu aku yakin, bahwa Tuhan Maha Mendengar, bahkan jeritan hati seorang anak kecil sekalipun.



Kisah Prima Sagita
Setelah gagal merayu adik agar meminjamkanku uang untuk membeli netbook, aku pasrah lah, toh alur kehidupan itu kan semuanya atas campur tangan Allah.

Beberapa hari kemudian adikku menelepon sambil terbata-bata, “Mbak, maaf ya kalau aku ad...a salah, motorku dicuri orang! Pasti karena aku nggak minjemin uang ke Mbak kemarin.”

Hmm, padahal sedikitpun aku nggak terpikir yang macam-macam, lagipula aku sudah sering merepotkan adikku itu, malu sebetulnya. Kuluruskan pemahamannya sejenak, bahwa Allah selalu menguji hamba-Nya sesuai kemampuan kita. “Motormu kan banyak ini lah, dah… nggak usah sedih, aku juga nggak apa-apa kok!”

“Yaudah, Mbak ke sini cepet, aku kasih dua juta aja, selebihnya Mbak cari sendiri ya! Ikhlas aku!” nadanya tegas seperti membuktikan bahwa dia baik-baik saja.

”Haaaahhh?! seriiuusss nih?” Ya Allaaah… nikmat mana lagi yang tak kusyukuri? Bahkan dalam kepasrahanku pun berbuah nikmat! Subhaanallaah. “Nggak jadi minjem deh!”


[Catatan: kisah-kisah ini akan kami bukukan. Dilarang menyalin atau mempublikasikan kisah-kisah ini tanpa izin dari kami. Hak cipta dilindungi undang-undang. www.writing-revolution.com]

6 komentar:

Ayuu Feat Ayuu mengatakan...

Terimakasih ^_^

iCa Alifah mengatakan...

Alhamdulillah... semoga setiap kisah yang dituliskan bermanfaat ^^

Rima Razid mengatakan...

Syukurlah kalo kisah ini terpilih... Malu sebetulnya! ^__^
Semoga bisa menginspirasi teman2 calon penulis yang semangatnya sedang menggebu-gebu meraih cita-cita...

Joni Lis Efendi mengatakan...

Terima kasih atas kisah-kisah inspirasinya. Blog ini memang khusus untuk "catatan kecil" warga kampung WR. Tema minggu ini adalah tentang "Pertolongan Allah"

Evi Andriani mengatakan...

Alhamdulillah, terimakasih ya mba Yuli dan juga mas Joni. Semoga semakin kreatif dalam menulis :)

Anonim mengatakan...

Menjadi seorang anak perempuan yang rentan terkena sakit, dengan tanggung jawab sebagai guru dan pembimbing di sebuah pesantren merupakan sebuah anugrah, kebanggan, sekaligus ujian buat ku. Ditambah dengan posisi ku yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Semuanya harus aku lakukan dengan berimbang, sebaik mungkin, dan berbarengan. Dalam satu waktu, aku harus memposisikan diri ku menjadi seseorang yang harus kuat melawan sakit, menjadi seorang guru yang baik, dan sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab dengan segala tugas yang ku pikul. Dan semua itu bukanlah suatu hal yang mudah bagi ku. Terlebih lagi, ini adalah pengalaman pertama dalam hidup ku. Belum lagi ketika aku harus menangani beberapa masalah yang terjadi di antara anak santri ku. Sangat menguji emosi serta kesabaran jika salah satu di antara mereka tidak ada yang bersikap jujur. Semuanya jika aku fikirkan sangatlah berat dan rumit! Tak jarang aku mengadu kepada-Nya bahwa aku merasa sangat lelah dengan tanggung jawab yang begitu banyak seperti ini. Setiap hari aku harus memikirkan tugas di perkuliahan, di waktu yang sama aku pun harus memikirkan bagaimana metode pengajaran ku di minggu ini, dan sebagainya. Aku pasti tidak akan pernah sanggup dan kuat menjalani ini semua jika aku tidak pernah berfikir bahwa saat inilah ujian itu datang! Uji kesabaran dalam kehidupan ini. Dan tak jarang aku menangis saat semua yang ku harapkan tak sejalan dengan hasil yang kudapat. Tapi aku yakin dan aku tahu, Allah Maha Baik, Dia Maha tahu yang terbaik untuk ku. Dengan mengasah kesabaran ku tiap hari, aku pun mampu memikul semua tanggung jawab yang berada di kedua pundak ku. Inilah hidup dan kehidupan. Tidak akan pernah terlepas dari berbagai ujian dan cobaan. Aku yakin Dia Maha Tahu bahwa sesungguhnya aku bisa menghadapi dan menjalani ini semua. Walau memang, aku selalu merasa tidak bisa. Tapi kesabaran yang selalu aku pupuk dan ku siram hingga akhirnya terus tumbuh di dalam hati ku membuat aku merasa kuat dan berfikir positif dengan apa yang aku pikul saat ini. Semua tanggung jawab yang aku pikir ini adalah ujian ternyata mengandung banyak hikmah yang sangat luar biasa! Setidaknya, aku bisa merasakan jauh lebih baik dan lebih bijak dalam menghadapi setiap masalah yang ada dan merasa jauh lebih dewasa tiap kali aku memandang permasalahan yang menerpa ku. Bahkan, tak jarang ayah atau ibu ku memuji karena fikiran ku pun mulai berkembang lebih dewasa. Tidak seperti anak-anak lain yang masih seumuran dengan ku, yang pemikirannya cendrung masih ingin bebas dan belum memiliki pekerjaan yang mengikat. Dan aku sadar, inilah hikmah dibalik segudang tanggung jawab yang harus aku pikul. Salah satunya adalah menjadikan pemikiran ku jauh lebih dewasa dan berkembang. Allah memang Maha Baik, Dia tidak pernah menyia-nyiakan sedikit pun usaha, kesabaran, dan pengorbanan yang telah kita lakukan. Allah selalu membalas setiap yang kita lakukan dengan kebaikan yang tidak pernah kita duga. Aku selalu yakin, apapun yang kita kerjakan, sebesar apapun pengorbanan dan kesabaran kita, Allah telah meyiapkan hikmah serta kebahagiaan dibalik itu semua. Dia telah menyiapkan sesuatu yang luar biasa yang tidak pernah kita duga.